Thursday, 29 December 2016

Dari Si Tampan Untuk Perempuan Paling Drama Sedunia (bagian 3)

belum baca bagian duanya ? klik disini
Gue belum baca bagian satunya, Bil. oke  klik disini

From            : Pria_Tampan@gmail.com

To                 : Raisa_6690@gmail.com

Subject         : Surat 3

Raisa sayang,

Hari ini aku mendapat berita yang mengejutkan,
Aku tidak menyangka,
Kau dan pria itu akhirnya menikah.

Raisa sayang,

Ini benar-benar mengejutkan,
Aku tidak percaya,
kamu mengambil jalan pernikahan untuk melupakanku.
Untuk meredam cintamu padaku.

Raisa sayang,

Pernikahan bukanlah suatu hal yang dapat dipermainkan,
Aku tidak ingin suatu hari nanti kau kembali padaku,
karena kau menyadari bahwa seharusnya kau tidak melarikan diri dariku,
aku tidak ingin suatu hari nanti kau menyesal dan ingin kembali ke pelukanku.


Raisa sayang,

Apabila hari itu datang,
Hari dimana kau sadar,
Hari dimana kau  ingin menginggalkan suamimu untuk diriku,
Maka dengan jelas aku akan menolakmu,
Aku akan mengembalikanmu kepada suamimu,
Sekalipun kau memohon,
Sekalipun kau meronta.

Aku tidak akan bergeming.

Aku akan tetap mengembalikanmu.

Note :

Tidak usah kau membalas suratku, aku tidak ingin membuatmu semakin menderita karena gagal melupakanku. 


                                                Tertanda,

                        Si Tampan --- Cinta sejatimu.





Tuesday, 27 December 2016

Dari Si Tampan Untuk Perempuan Paling Drama Sedunia (bagian 2)

belum baca bagian satunya ? klik disini

From            : Pria_Tampan@gmail.com

To                 : Raisa_6690@gmail.com

Subject         : Surat 2


Raisa sayang,

Aku dengar kau baru saja menerima seorang pria yang menyatakan cintanya kepadamu.
Sesunguhnya, aku tidak percaya kau akan berbuat jahat sepeti itu.
Tidak kah kau sadari, kau hanya akan menyakiti pria yang kini menjadi pacarmu itu,
Pria yang hanya kau jadikan sebagai pelarian karena tidak bisa menerima diriku yang terlalu tampan.

Raisa sayang,

Aku mohon , sudahilah dramamu ini.
Jangan permainkan seseorang hanya karena kau tidak sanggup menerima diriku yang teralalu tampan.
Sadarlah sayang, tenanglah, aku menerima dirimu apa adanya.
Aku tulus mencintaimu.

Raisa sayang,

Aku mohon, jangan membohongi dirimu lagi,
Kembalilah kepadaku, aku tidak bisa memaafkan diriku,
Kalau kau sampai menyakiti hati orang lain,
hanya untuk menyangkal perasaanmu kepadaku.

Raisa sayang,

Mari kita bicarakan baik-baik,
Tenang saja, aku akan bicara pada pria yang kini menjadi pacarmu itu,
Aku akan bicara baik-baik dengan dia,
Bahwa kamu tidak bermaksud menyakiti hatinya,
Kamu melakukannya karena kamu terlalu mencintaiku.

Raisa sayang,

Aku tunggu balasan suratmu, atau hubungi aku kapan saja,
Tenang saja, aku akan memberikan nomor handphoneku pada teman dekatmu.
Karena aku tahu, kau sudah mem-block semua social mediaku,
Kau juga sudah menghapus nomor handphoneku di kontakmu,
Tapi tenang saja, aku sudah memaafkanmu,

Aku tahu,
Hal itu kau lakukan agar kau bisa melupakanku.

Raisa sayang,

Sekali lagi, mari kita bicarakan baik-baik,
Aku tidak tega melihatmu menyakiti orang lain,
hanya karena kau terlalu mencintaiku.


 Tertanda,

                        Si Tampan --- pria yang akan selalu memaafkanmu.




Lanjut Bagian tiga bil !. oke, klik disini

Sunday, 25 December 2016

Dari Si Tampan Untuk Perempuan Paling Drama Sedunia (bagian 1)

From            : Pria_Tampan@gmail.com

To                 : Raisa_6690@gmail.com

Subject         : Surat 1


Raisa sayang,

Setelah aku bershower dan berkaca berulang-ulang.
Akhirnya aku mengerti akan keputusanmu.
Aku sangat mengerti mengapa engkau menolak cintaku---
Untuk ke-10 kalinya.

Aku sangat sadar ketika kau menolakku,
Aku bercermin , melihat diriku sendiri.
Alasan kau menolakku ternyata sederhana,
Kau menolakku karena aku terlalu tampan untukmu.

Seperti lagu andra and the backbone,
Aku sempurna, menjadikan aku terlalu sempurna untuk dirimu.

Raisa sayang,
Aku sangat ingat, hari itu hujan turun,
Hari itu aku tersadar, sebenarnya
Kau mencintaiku setengah mati,
Matamu benar-benar tidak bisa berbohong,
Aku bisa melihatnya,
Hari itu, Kau menangis dan memohon setengah mati,
Agar aku berhenti mengejarmu dan memintamu menjadi pacarku.

Hari itu pula kau bilang bahwa sebaiknya aku mulai menjauh darimu,
Kau juga bilang sudah tidak ingin melihatku lagi.

Ah, raisa sayang, maafkan aku,
Harusnya aku tersadar,

Aku terlalu tampan,
kalau kau dan aku menjadi pacar,
Kasihan dirimu.
Setiap hari  kau pasti cemburu,
Melihat wanita-wanita yang genit dan terpesona kepadaku.

Aku sangat mengerti,
Kalau kau dan aku pacaran,
Kau takut akan menjadi wanita yang posesif,
karena setiap menit kau harus selalu meneleponku,
mengecek aku sedang berjalan dengan siapa,
kau juga akan meminta password sosial mediaku,
agar kau bisa menghapus semua direct message dari para wanita yang mengagumiku.

Raisa sayang,
Aku mengerti, sayang.
Aku mengerti.

Untuk itu, aku mohon, mulailah menerima keadaan,
Tidak usah kau menyangkal perasaanmu padaku,
Aku berdoa agar kamu segera sadar dan mau menjadi pacarku
Ingat, kita ditakdirkan bersama,
Kau adalah tulang rusukku,
Kau adalah wanita yang ditakdirkan Tuhan untuk bersamaku.


Aku harap kau segera membalas suratku, aku tunggu jawabanmu.


   Tertanda,

   Si Tampan --- pria yang akan menerimamu apa adanya.





Note : 

- tulisan ini akan menjadi tiga bagian
- tulisan ini terinspirasi dari novel yang berisi surat-surat cinta berjudul kepada cinta. 

lanjut bagian duanya Bil. oke, klik disini



Tuesday, 22 November 2016

Kisah Cinta (Bagian Dua)


halo, nama gue aldebaran, ini kisah gue , kalau kalian belum membaca kisah gue di post sebelumnya, klik disini

“kamu yakin mau makan disini? Makanannya kan mahal”


Setelah gue memutuskan untuk menjadi manusia sadomasokis dimalang,  gue dan andin melanjutkan hubungan kami dijakarta.

Seperti yang kalian baca, pangilan elo dan gue kini berubah menjadi aku dan kamu.

Gue dan andin tidak pacaran. Kami hanya berteman, tapi mungkin lebih dari teman.

Hari itu gue mengajaknya makan didaerah selatan Jakarta. Gue janji akan mentraktir dia kalau gue dapet kenaikan gaji di kantor.

“udah, gak apa-apa, sekali-kali”

Kami berdua masuk. Gue sudah memesan tempat atau reservasi untuk kami berdua.

“silakan tuan putri” seru gue sambil menggeserkan kursi dan menyuruhnya duduk.

“ihh… kamu” dia memukul manja ke arah gue.

Gue sengaja mengajaknya jalan ke tempat ini. Satu Minggu lagi andin akan pergi. Dia resign dari kantornya. Andin mendapatkan beasiswa untuk kuliah S2 di luar negeri.

Gue sudah bilang, gue akan jatuh sejatuh-jatuhnya. Maka di satu minggu terakhir ini, gue akan menghabiskan seluruh perasaan gue padanya.

Dan setelah itu, gue akan melupakannya.

My love,
There's only you in my life
The only thing that's bright
My first love,
You're every breath that I take
You're every step I make
And I
I want to share
All my love with you
No one else will do...

Setelah selesai makan. Sebuah lagu endless love dari lionel richi dan Diana ross diputar direstoran itu.

Gue berdiri didepannya. Andin terlihat terkejut.

“do you wanna dance with me?” seru gue sambil mengulurkan tangan.

Andin tersenyum, dia mengangguk dan meraih tangan gue.

Kami berdansa dengan lagu endless love. Semua pengunjung melihat ke arah kami. Dan kami tidak peduli. Kami hanya menikmati beat demi beat dari lagu endless love tersebut.

“kamu jahat, kamu tahu kan kita gak bisa sama-sama. Kalau begini aku mana bisa lupa”

“aku kan udah bilang, aku akan jatuh sejatuh-jatuhnya buat kamu”


Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya

"udah dong, kamu jangan nyanyi itu lagi"

Dia memukul gue dengan pelan. Lalu memeluk gue. Malam itu menjadi malam yang tidak akan gue lupakan.

Hari keberangkatan sudah tiba. Andin bilang dia sudah ada dibandara.

Gue ingin sekali mengantarnya, tapi apa daya, deadline kerjaan numpuk.

Gue gak tenang. Gue kerja sambil melihat ke arah handphone yang ada dimeja gue.

“udah, pergi sana, anterin teman tapi mesra lo itu” sahut atasan gue dari mejanya.

“hah? Kok, bapak tahu?”

“tahulah, gosipnya kenceng”

Gue terdiam.

“kerjaan saya masih banyak, pak”

“udah, gue handle dulu, besok traktir gue ya”

“serius, pak?  Oke, siap”

Ingin rasanya gue mencium atasan gue, tapi niat itu segera gue batalkan.

Gue segera pergi ke lantai bawah, menuju mobil uber yang sudah gue pesan.

Untungnya jalanan lancar. Gue sampai dibandara dengan cukup cepat.

Dua puluh menit lagi andin akan berangkat.

Gue memasuki bandara dan mencari gate dimana dia berada.

Gue melihatnya, dia sedang berdiri lalu mencepol rambutnya.

Gue memutuskan untuk menelepon dia.

“Halo, berapa menit lagi kamu berangkat?”

“sekitar lima belas menit lagi”

“maaf, ya, aku gak bisa antar sampai bandara, kerjaan aku numpuk”

“iya, gapapa, aku ngerti kok” Jawab andin

“kamu keren juga ya, pake jaket merah kayak gitu”

“iya, maka—hah? Kamu dimana? Kok bisa tahu?”

Andin melihat sekitarnya.

Dia melihat gue.

Gue melambaikan tangan ke arahnya.

Dia berjalan dengan cepat ke arah gue, begitu juga dengan gue.

Kami bertemu ditengah.

Matanya mulai nanar. Dia tersenyum lalu memeluk gue.

“kamu jahat” dia memukul gue dengan tangan mungilnya.

“hari ini kan terakhir kita bertemu, aku gak mau melewatkannya”

Dia melepaskan diri dari pelukan gue.

Mengusap air matanya.

Lalu menatap gue.

“jadi kita benar-benar akan berpisah, ya?’

“iya, kamu kan sudah tahu. Kita berbeda. Tidak mungkin bersama. Jadi, kita harus pindah 
dan menemukan tempat baru”

“kamu baik, kamu pasti akan mendapatkan rumah yang pas buat kamu”

“iya, kamu juga” jawab gue sambil tersenyum.

“aku boleh berdoa buat kamu?”

“iya, boleh. Aku juga akan berdoa untuk kamu”

Dia menggenggam erat kedua tangannya tepat didadanya. Menutup mata. Lalu berdoa.

Gue melihatnya berdoa dengan begitu serius. Ada air mata yang mengalir.

Lalu gue berdoa dengan cara gue.

“aku sudah selesai berdoa”

“aku juga”

Sebuah panggilan untuk keberangkatan pesawat sudah disuarakan.

Kami berdua mendengarnya.

Kami saling menatap dan tersenyum.

Kali ini kami tidak akan bertemu lagi.

“aku berangkat, ya”

Gue mengangguk.

Andin berjalan membelakangi gue. 

entah kenapa, gue teringat akan quotes yang pernah di share oleh seorang teman. 



“andinn..” gue kembali memanggilnya.

Dia berbalik.

Gue mendekat.

“ada apa, Al? ada yang ketingalan?”

Pertanyaan yang sama persis ketika di stasiun malang.

Gue menunjukan handphone gue padanya.

Dia melihatnya. Lalu mengambil handphonenya.

Dalam layar handphone kami berdua ada sebuah tulisan konfirmasi.

REMOVE?
CONFIRM TO CLEAR?
YES  |   NO

Iya, sebuah konfirmasi penghapusan kontak.

Kami berdua tersenyum.

Lalu memilih pilihan YES. 

Andin pergi menuju pintu pesawatnya berada.

gue melambaikan tangan.

kami resmi berpisah.

seperti halnya lirik terakhir dari lagu sepatu. 

kami sama-sama tahu. bahwa, 

Cinta Memang Banyak Bentuknya Mungkin Tak Semua Bisa Bersatu


*Gambat Quotes didapat dari teman yang terlalu sering mengkonsumsi gambar quotes. 
*gambar charlie brown didapat dari google.

Friday, 18 November 2016

Kisah Cinta (Bagian satu)

Sadomasokis, istilah untuk perilaku menyimpang, dimana si pelakunya suka untuk disakiti untuk mendapatkan kenikmatan. kayak gue, gue udah tahu bakal sakit , tapi gue tetap melakukannya, tetap menikmatinya


“Jangan Jatuh cinta sama Gue, lo tahu, kan, kita gak mungkin bersama”

Namanya Andin, kami bertemu saat gue melakukan perjalanan ke malang untuk traveling. Saat itu gue dan dia duduk berhadapan didalam kereta. Gue melihat dia sedang membaca buku what I talk about when I talk about running karya haruki murakami,

'Pain is inevitable. Suffering is optional.'  Gue tiba-tiba saja keceplosan saat mengingat quotes dari buku itu.

Dia tiba-tiba menutup bukunya lalu melihat ke arah gue.

“suka baca buku haruki murakami juga?” Tanya dia pada saat itu.

“iya, buku yang lo baca baru aja selesai gue baca” jawab gue kikuk.

“seru, ya. Buku ini. Pasti menyenangkan rasanya apabila bekerja dengan apa yang kita sukai. Kayak murakami”

 “iya, pasti menyenangkan kalau kerjaan lo Cuma menulis dan berlari”

“pasti, gue sangat suka berlari, gue juga suka menulis, gue pengen kayak murakami yang menjalani hidupnya dengan menulis buku dan berlari. Gue ingin mengikuti marathon sampai triathlon, rasanya pasti menyenangkan”

Gue Cuma bisa terdiam karena tiba-tiba saja dia menceritakan sebuah visi kehidupannnya.

“eh, maaf ya, malah jadi curhat sama lo”

‘gak apa-apa, hmm—anyway, nama gue Aldebaran, panggil aja Al”

"Aldebaran ? ,  bintang yang paling terang dalam rasi Taurus dan salah satu bintang paling terang dalam langit malam.  bintang yang paling mudah ditemukan di langit, dengan diameter 44.2 kali lebih besar dari diameter Matahari”  jawab dia dengan begitu lancarnya.


 “hmmm—oke, gue gak usah menyebutkan arti dari nama gue”

Dia tertawa.

“nama gue Andin” seru dia setelah tertawa.

Kami terus mengobrol. Perjalanan masih cukup jauh.saat mengobrol, ada fakta yang menarik,  ternyata kantor kami berdekatan, dan hal ini entah kenapa,  sangat membuat gue bahagia. Obrolan demi obrolan terus mengalir  Bahkan dia sudah menutup buku yang dia baca dan digeletakan begitu saja. Oke, gue cukup nyaman dengan dia.

“ke gerbong belakang yuk, beli makanan dan ngobrol disana” ajak dia saat itu.

“oke”

Gue dan dia beranjak dari kursi. Gue memastikan dulu bahwa gue pergi kesana dengan membawa dompet. Andin sadar akan hal ini.

“udah, ikut aja, gue traktir” seru andin ke gue.

Kami berjalan melewati beberapa gerbong kereta. Lalu sampailah ke bagian gerbong makanan.

“mau nasi goreng satu sama teh manis hangat satu, lo mau apa?”

“gue mau kopi sama snack aja deh”

“yakin gak mau makan berat?”

“gue lagi diet, sahut gue memegang perut yang semakin buncit”

Andin Cuma tersenyum.

Kami kembali mengobrol sambil menunggu makanan. Andin bilang dia akan pergi ke bromo dan menginap didekat sana. Sedangkan gue akan pergi ke museum angkut dan sekitarnya. Tempat yang kami tuju berbeda. Artinya kami akan berpisah sesampainya di malang nanti. Ah, apa yang harus gue lakukan, apakah gue dan dia akan bertemu lagi, atau tidak?. Oke, Al, lo harus pinter. Gue harus minta nomor teleponnya.

“nasi goreng, teh manis hangat lalu kopi , ya?” seru pelayan yang mengantarkan makanan ke meja kami.

Kami berdua mengangguk.

Andin mengambil nasi goreng dan minumannya. Gue mulai meneguk kopi yang gue pesan. 

Sebelum makan, andin berdoa, dan disini, gue sudah mulai patah hati.

Ternyata kami berbeda, kami berdoa dengan cara yang berbeda, menyebut nama tuhan dengan nama yang berbeda.

 “makan, Al.” sahut andin ke gue

“iya, silakan”

Setelah makan kami berdua kembali ke kursi masing-masing. Sudah pukul sebelas malam dan kereta kami akan sampai di tujuan sekitar pukul delapan. Tidak ada lagi obrolan. Andin langsung terlelap sesampainya dikursinya. Gue hanya melihat andin yang sedang tidur sambil memikirkan hal yang membuat gue resah.

Oke, apa yang harus gue lakukan sekarang ? kalau gue terus melanjutkan, gue pasti akan patah hati.

Gue tidak bisa tidur, detik demi detik terus berjalan, lalu dengan hembusan napas panjang, gue akhirnya memutuskannya.

Hari sudah pagi dan kereta pun akhirnya sampai ditujuan.

Gue dan andin berjalan beriringan, andin bilang dia akan dijemput temannya yang tinggal dimalang. Kami berdua terus berjalan sampai pintu keluar.

Andin melirik ke kanan dan kiri, dia mencari temannya yang akan menjemputnya.

“eh , teman gue disebelah sana, lo ke arah sana juga?”

“hmm, enggak, gue ke arah sini" jawab gue yang menunjuk arah berkebalikan dari arah andin yang akan menemui temannya

“oke, jadi kita berpisah disini” jawab andin yang sedikit kecewa.

Dengan berat hati gue mengangguk.

Andin berpamitan, dia berjalan ke arah dimana temannya berada, gue melihat punggung kecilnya, saat berjalan dia terlihat mencepol rambutnya.

Gue berbalik, berjalan ke arah yang berbeda dengan andin.

Gue berjalan dua langkah, lalu memutuskan.

“baiklah, mari jatuh sejatuh jatuhnya”

Gue mengejar andin yang sudah berjalan cukup lumayan.

“andiiiinnn” teriak gue pada dia.

Andin berbalik.

“kenapa, al? ada yang ketinggalan? ”

Gue berhenti tepat didepannya dengan napas yang terengah-engah.

“gue masih ingin ketemu sama lo, gue boleh minta nomor handphone lo, gak?”

Andin tersenyum.

“oke”

Dia mengambil note disakunya, lalu menuliskan nomor handphonenya.

Kami berdua lalu berpisah disana, tapi bukan perpisahan permanent, berpisah untuk bertemu kembali.

Pada dasarnya setiap manusia mempunyai sifat sadomasokis,   sadomasokis perasaan.

Lihatlah orang-orang yang stalking ke orang yang ingin dilupakan, orang-orang yang cintanya bertepuk sebelah tangan, mereka tahu bakal patah hati, tapi mereka tetap mempertahankan perasaannya. mereka menikmatinya.

Seperti halnya gue yang tahu konsekuensi dari keputusan yang gue ambil. 

Gue kini resmi jadi manusia sadomasokis, sadomasokis perasaaan.



*gambar didapat dari google.

Tuesday, 15 November 2016

Sebuah kotak kardus


 Gue percaya ada  hari dimana  kisah cinta tak harus dikisahkan manis.

Gue membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menuliskan ini. Setelah menemukan banyak kenangan-kenangan yang berdebu dan kegelisahan yang cukup, akhirnya gue putuskan untuk menulis ini.

hari itu, gue sedang membereskan kamar  yang berantakannya seperti kapal  pecah, gue menemukan sesuatu, gue menemukan sebuah kotak yang masih terbungkus dengan kertas kado, kotak itu sudah berdebu. Gue membukanya, kotak itu berisi Boneka Pororo dan Kotak Musik. Ah, bahkan gue sudah lupa, gue pernah mempunyai kotak ini untuk diberikan pada seseorang.

Ada yang pernah bilang, kanker diidap seseorang karena faktor dia kurang beruntung. ada sel yang memang jahat dan sel itu secara acak ada di tubuh orang-orang yang dikategorikan kurang beruntung.

Kisah tentang kanker ini seperti kisah dibalik kotak kardus ini. Entah kenapa, pada saat itu gue seperti benar-benar buta tentang cinta. Gue sedang kurang beruntung. kisah tentang kotak kardus ini Berakhir dengan kebohongan dan masalah.

Gue adalah tipe orang yang  hanya meminta pasangannya jujur. kalau di tengah-tengah hubungan, dia  menyukai orang lain, gue  lebih memilih diberi tahu daripada dibohongi. tapi kadang, manusia selalu merasa ingin lebih diinginkan dan ingin dianggap baik, bukan? mungkin ini alasan banyak orang tak bisa jujur.

Hari itu gue sangat bersemangat pergi ke sebuah toko hadiah, wanita yang sedang dekat dengan gue akan berulang tahun, untuk itu gue mencari kado untuknya. Gue sudah bertanya pada teman-teman terdekat gue, kado apa yang sekiranya cocok untuk seorang wanita yang berulang tahun. Dan banyak yang menjawab boneka atau kotak musik, karena bingung, gue memutuskan untuk memberikan keduanya.

Dengan informasi yang seadanya, gue memutuskan untuk membeli boneka pororo dan sebuah kotak musik dengan lagu mozard apabila dibuka. Sebuah kotak musik berbentuk hati dan  dua miniatur orang yang sedang berdansa apabila kotak itu dibuka.

Hari ulang tahunnya memang masih lama, masih satu minggu lagi, tapi tidak apa, lebih baik gue persiapkan dari jauh hari. Gue simpan kado itu di lemari gue sampai hari ulang tahunnya tiba.

Semuanya masih baik-baik saja sampai suatu hari gue dan teman gue  melihatnya dengan orang lain, tidak, bukan orang lain, itu adalah pria yang dia bilang sudah menjadi masa lalunya.gue mencoba berpikir positif, mungkin ada hal yang belum selesai dan mereka sedang membicarakan hal yang harus diselesaikan itu.

ketika gue tanya , dia menjawab hal yang sama. ada masalah yang belum selesai dan mereka sedang menyelesaikannya. 

namun, dua hari sebelum ulang tahunnya, gue mendapat kabar kalau dia sudah kembali dengan mantan pacarnya itu.

Saat gue tanya dia hanya bilang,

“kamu terlambat, kenapa baru bicara tentang masalah perasaan sekarang ?”

Terlambat? Apakah benar gue terlambat? Bukankah sedari awal gue sudah memberitahukan bahwa gue suka dengan dia, bukankah dia juga tahu perasaan gue pada dia? Ah sudahlah.

Dia memang hanya seorang wanita yang dekat dengan gue, ya, sebut saja gebetan,  tapi, kenapa rasanya tetap sakit ?

Kenapa tidak dibicarakan lebih awal kalau dia masih mau menerima mantan pacarnya yang kini dia jadikan pacarnya kembali?

kalau mau kembali pada yang lama, kenapa harus mencari yang baru, kalau cuma untuk sebuah persinggahan ?,

bukankan akan ada yang patah hati karena harapan yang diberikannya ?

gue melihat boneka pororo dan kotak musik itu. Gue bingung akan diapakan keduanya. 

Ya, sebaiknya gue buang.

“om, itu boneka siapa? Buat aku boleh?’

Ponakan gue , caca tiba-tiba masuk kekamar dan melihat boneka yang gue pegang.

Gue melihat boneka itu. Lalu tersenyum pada ponakan gue.

“iya, boleh, ini buat kamu, kok”

Caca mengambilnya dan melompat kegirangan sambil keluar dari kamar gue.

 Lalu bagaimana dengan kotak musik dan kotak kardusnya?” Tanya gue pada diri sendiri

Gue memutuskan untuk menjadikan kotak kardus itu menjadi tempat barang-barang gue yang rusak, tempat yang dengan segera pasti akan dibuang, entah dibuang oleh gue, atau ditemukan oleh mama lalu mama yang membuangnya.





"Hidup itu seperti sebuah kotak kardus. selalu ada dua kotak kardus yang disiapkan. Ada kotak kardus yang berisikan hal-hal yang masih diperlukan dan kardus itu akan disimpan. Dan Ada kardus yang berisikan hal-hal yang sudah tidak diperlukan dan kardus itu akan dibuang untuk dilupakan". -Bukan Alay Biasa  


*gambar didapat dari google. 

Note : Terimakasih pada teman-teman yang sudah mengingatkan gue untuk ngeblog kembali , menunggu blog ini kembali aktif.terimakasih pada pembaca yang mau membaca tulisan gue yang tidak seberapa ini. kalian semua luar biasa. :) 

Monday, 30 May 2016

Berjalan



“Berjalan adalah salah satu cara agar manusia bertahan hidup. Orang yang terus berjalan akan tetap bertahan. Orang yang berdiam akan cepat mati”

Pada liburan panjang awal bulan mei, gue memutuskan untuk melakukan perjalanan ke kota malang.  Awal ide perjalanan ini berasal dari teman gue, encep. Dia ingin melakukan perjalanan sendirian. Gue mengomentari chatnya dan akhirnya gue ikut berjalan bersama dua teman gue , wildan dan dikri. Total kami melakukan perjalanan berempat.

Masalahnya adalah, gue baru saja pindah kerja dari perusahaan lama gue. Iya, belum sampai tiga bulan gue berada di perusahaan baru ini. Bagaimana caranya gue izin untuk jalan-jalan diliburan panjang ini ?. Gue benar-benar butuh piknik.

Perjalanannya akan melebihi batas liburan panjang tersebut. iya, liburan panjangnya hanya sampai minggu. Sedangkan gue sampai jakarta di hari selasa.

Gue coba cari-cari alasan agar bisa di izinkan dua hari tidak masuk setelah libur panjang. Apakah gue harus berbohong, atau jujur?.   Oke gue coba jujur.

“lo mau izin dua hari? Liburan panjangnya gak cukup? Lo kan baru disini, bil. Yakin bisa dapet izin?”

“umm— ini lagi usaha, pak.” Jawab gue dengan kikuk.

“yaudah, tapi izin tanpa upah, ya. Potong gaji. Sama kerjaan lo harus selesai. Kalau belom, gak gue izinin”

“siap, pak”

“sama satu lagi. Bawain gue oleh-oleh”

“oh, siap, pak” seru gue sambil hormat.

Izin sudah dikantongi, tiket sudah dipesan, tinggal berkemas.

Sebenarnya, gue ingin membuat tips berkemas yang baik. Tapi karena gue orang yang jarang melakukan perjalanan. jadi gak usah. Entar dikira sok tahu. Tapi yang pasti,yang paling berat dalam berkemas adalah, memilih apa yang harus dibawa dan meninggalkan yang sekiranya tidak terlalu penting.  

Pada saat berkemas, kadang gue ingin membawa semuanya. tiba-tiba saja semua barang-barang yang gue punya jadi penting dan harus dibawa. Disisi lain, gue Cuma ingin membawa satu tas backpack saja. Ya, dari awal gue emang gak mau ribet aja. Dan setelah galau beberapa jam, akhirnya inilah isi backpack gue nanti.




 
Malang ternyata tidak sedekat yang gue kira. Pada saat boarding, gue tidak sengaja membaca papan jadwal keberangkatan dan kurang lebih perjalanan menggunakan kereta api adalah selama --- 17 jam. 

Gue melihat tempat duduk kereta api yang tegaknya sembilan puluh derajat dan gue Cuma bisa berkata.

“oke, gue pasti tidak akan tidur”



Menurut gue, malang itu seperti seorang wanita. Malang seperti sedang mempercantik diri. malang sedang giat-giatnya bersolek agar semakin manis. Semanis makanan dan minuman di kota ini. Iya, bahkan gue agak kesulitan mencari kedai kopi disini. Setiap black kopi yang gue pesan selalu manis. Meskipun gue sudah memesan bahwa kopinya jangan memakai gula, tapi you know what, tetap ada gula di dalam kopi tersebut.  

Iya, beruntungnya, gue menemukan kedai kopi disini. Dan you know what, kedai kopinya menyediakan kopi gayo. Ah, gue semakin bahagia menemukan harta karun kecil disini.



Selain kedai kopi ini. Gue punya dua tempat favorit dimalang. Pertama. Tempat ini. Air terjun koban rondo.


Hayooo, mau kemana? 





Seorang pria yang sedang duduk sendiri diantara banyaknya orang yang mengobrol dengan kerabat bahkan pasangannya. Kasian banget sih, lo , dikri. Umm, iya. orang yang duduk sendirian diantara keramaian itu sahabat gue, dikri.  

Kata penduduk sekitar, coban rondo itu air terjun janda, jadi ceritanya ada seorang wanita yang menunggu suaminya dibawah air terjun itu kemudian--- umm cari di google aja, ya.



Iya, di coban rondo ini banyak banget monyet berkeliaran. Kalau lo membawa kacang pasti diikuti oleh hewan yang satu ini. Tapi mereka gak bahaya, kok. Sepertinya sudah cukup biasa dengan adanya manusia disekitar. Contohnya seperti ini.



Lihat, kan. Lihat, bahkan monyet saja bisa lebih terkenal dan dimintai banyak foto. Hmm—curiga dia sebentar lagi nge-Vlog , masuk youtube, terus memposting tentang kegiatan sehari-harinya.



This Cilok is Very good , yeah i'm serious, ciloknya beda banget, cilok disini seperti mengikuti bakso malang, kalau beli cilok gak Cuma dapet cilok, dapet pangsit dan lainnya. Iya, di coban rondo ini benar-benar kayak tempat wisata, (emang tempat wisata, cuyy) banyak pedagang di sekitar air terjun.

Ngomong-ngomong soal bakso, mau iseng nanya, dimalang ada bakso biasa atau bakso seperti pada umumnya gak sih?, sepanjang jalan dimalang, yang gue temukan adalah bakso malang. J

Lokasi kedua terfavorit gue dimalang adalah Vihara dhammadipa arama. Suasananya enak. Sepi, hanya ada para pelajar dan beberapa biksu yang sedang mengunjungi vihara untuk berdoa.


Gue sempat canggung ke tempat ini. Bahkan awalnya agak sungkan untuk memotret. Sampai akhirnya gue bertemu seorang biksu disana dan bertanya apakah boleh memotret atau tidak. Dia bilang boleh, bahkan dia mengajukan diri untuk menjadi tukang foto apabila ingin berfoto didekat The Sleeping Budha.

Banyak hal yang gue temui dan dapatkan diperjalanan. Gue ingin menemui lebih banyak orang. Dengan berjalan, gue bisa mengobrol dan menemukan hal baru disetiap perjalanan. Iya, sebenarnya, dibandingkan membahas tempat, gue lebih suka membahas orang-orangnya, tapi gue belum bisa. Ya, mungkin gue harus lebih banyak melakukan perjalanan.  

*Melirik Tajam pada Isa, Ayu, Eko, Ashif, dan Amink.*

KAPAN KITA MELAKUKAN PERJALANAN, OYYY...???

Ya, Seperti para pejalan lainnya, gue ingin menemukan rumah ditempat yang jauh dari rumah, menemukan orang-orang yang mau membuka pintunya untuk kita. Dan yang lebih penting, disebuah perjalanan, gue ingin berziarah pada diri sendiri.  

PS: terimakasih sudah mau membaca dan mampir di blog gue ini. Tulisan ini adalah tulisan pertama gue mengenai perjalanan. Sebagai orang yang kurang piknik, tulisan ini pasti akan sangat random.

Note : untuk kalian yang akan melakukan perjalanan. Sampai bertemu dengan pulang




+semua foto milik gue pribadi, kecuali gambar kursi kereta dan gambar welcome home.
  

Sunday, 22 May 2016

Kopi, Teh, dan Patah Hati



“Saat orang-orang jatuh cinta, mereka mampu membuat warna hitam menjadi warna merah jambu. Namun, pada saat warna merah jambu tersebut memudar, bahkan kembali menjadi hitam. Mampukah mereka menerimanya, dan membuat warna hitam itu kembali menjadi warna merah jambu ?.”
   
“kopi apa yang sedang lo minum?”

“Kopi Gayo, dari Aceh” jawab gue lalu meneguknya.

“Padahal Gue jarang ngeliat lo minum kopi. Kok, lo bisa menikmati kopi pahit?”

“lo gak ngeliat gue seperti orang yang suka kopi karena gue sudah jarang mengkonsumsi kopi instan , dan gue juga gak minum kopi manis”

“kenapa?”

“kenapa yang mana?”

“kenapa lo gak suka minum kopi yang manis?”

“hmm—entahlah. Mungkin karena rasa pahit dikopi tersebut sudah tidak terasa. Rasa kopi sendiri pahit, bukan? Kalau gue minum kopi manis, gue gak bisa menikmati rasa pahitnya”

“jadi, menurut lo, minum kopi pahit itu seperti hidup. Meskipun ada rasa pahit, tetap harus dijalani dan dinikmati?”

“kalau persepsi lo seperti itu, gue gak bisa jawab apa-apa.” Tutup gue padanya.

“Gue udah menemui dia—“ sahutnya mulai membuka topik lain.

“menemui siapa? Tunangan lo yang—“

“nyelingkuhin gue” sambungnya.

“umm. Ah, iya. tapi, bukannya dia di luar kota. jangan bilang lo datang kesana hanya untuk meminta penjelasan seperti yang lo bilang ke gue waktu itu.”

“iya, gue datang ke tempat tinggalnya yang ada disana. Gue gak memberitahu dia kalau gue akan datang. Gue hanya bertanya apakah hari itu dia ada ditempatnya atau tidak. Dia bilang dia tidak akan kemana-kemana hari itu. Untunglah dia tidak bohong.” 

 “elo, gila.”

“ya, kadang gue ingin melakukan hal gila untuk orang yang gue cintai. Walaupun itu untuk sebuah perpisahan. Gue ingin membuat itu sebagai hal terakhir yang gue lakukan. Gue ingin mendapatkan sebuah perpisahan yang baik.”

“terus, gimana?”

“dia menjelaskan semuanya. Dia menyesali semua perbuatannya. Dia meminta gue untuk memaafkannya. Dia menginginkan hubungan ini terus berlanjut. Dia berjanji akan memutuskan wanita selingkuhannya”

“dan, keputusan lo?”

“gue menolaknya. Gue tidak mau menambah orang yang tersakiti. Gue hanya ingin dia melanjutkan hubungan dengan wanita tersebut bila dia benar-benar menyukainya. gue meminta dia untuk lebih jujur dalam menjalani hubungannya saat ini”

“elo baik banget.”

“ya, tapi dia tidak menerima begitu saja. Dia bersikukuh untuk terus mempertahankan hubungan  kami. Dia bilang, apa yang akan dia katakan pada orang tuanya kalau hubungan yang dianggap orang tuanya serius ternyata harus berakhir saat selangkah lagi menuju kehidupan baru.”

Dia menghela napasnya. Dia kembali melanjutkan ceritanya.

“gue berkata pada dia bahwa, gue akan menjelaskan kepada orang tuanya sejujur-jujurnya. Gue memberitahu dia tidak usah khawatir, yang menjalani  hubungan ini adalah gue dan dia. Lagi pula, gue tidak mau mempertahankan hubungan ini karena dia takut untuk menjelaskan berakhirnya hubungan ini kepada orang tuanya. Dari situ saja sudah jelas, dia tidak serius dengan hubungan kami yang selama ini terlihat serius”

“lalu, apakah lo mendapatkan apa yang lo inginkan? “

“iya, setelah kami berbicara banyak. Dia akhirnya mengerti. Kami setuju untuk memutuskan hubungan ini. Dia mengajak gue untuk makan bersama sebagai tanda suatu perpisahan. Gue memutuskan untuk setuju dengan ajakannya.”

“ya, kalau lo mendapatkan yang lo mau, itu bagus. Tapi, sebaik apapun, itu adalah sebuah perpisahan, pasti itu sakit bukan?”

“iya, lo benar. Ini adalah patah hati terhebat yang gue rasakan.”
Dia tersenyum dengan mata nanar.

 “mungkin gue butuh secangkir kopi” serunya sambil menghela napasnya.

“hmm—itu bukan ide yang bagus”

“kenapa?”

“Untuk seseorang yang sedang patah hati. Kopi terlalu pait untuk dirasakan. Saat ini, lo membutuhkan Teh yang lebih menenangkan” 

Tutup gue padanya.



*Gambar diambil dari google. 

Thursday, 5 May 2016

Sebuah kata bernama "Sayang"


  


"Seseorang rela melakukan apapun agar  sebuah hubungan yang dia inginkan berjalan dengan sesuatu yang baik. Namun, pada saat hubungan tersebut tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan, apakah orang tersebut berani untuk mengakhirinya dengan baik?"


“Apa artinya kalau pacar lo sudah mulai tidak rajin memberi kabar ?” seorang teman tiba-tiba datang dan menceritakan keresahannya. 

"hmm-- sibuk mungkin, atau--" 

"punya seseorang yang baru?" jawab dia dengan nada kesal.

"lo kenapa sih?"

"pacar gue selingkuh" 

"hah? serius? kok lo bisa tahu?"

"itu gak penting." jawabnya sambil menghela napas. 

"terus, apa yang mau lo lakukan?"

"gue mau menemui dia--dan mutusin hubungan ini"

"serius? bukankah kalian sudah menjalin hubungan ini cukup lama ? bukankah dia sudah mengajak lo ke jenjang yang lebih serius? Tidak sayangkah dengan cincin yang ada di jari manis lo itu?"

"kesetiaan bukanlah sesuatu yang bisa dibeli hanya dengan cincin di jari manis, bahkan sumpah yang dilakukan di hadapan Tuhan. lagi pula, tidak kah kau berpikir,  Tuhan sendiri pun belajar ia kerap dikhianati oleh manusia."

"hmm, Charlie Brown?" jawab gue seadanya.

"Windy Ariestanty" 

"oke"jawab gue sambil mengangguk.

dia menghela napasnya. 

"sejujurnya, gue cuma ingin menemuinya dan meminta penjelasannya"

"yakin? penjelasan macam  apa yang lo harapkan dari seseorang yang sudah menghianati lo?"

"entahlah, gue cuma berpikir,  kalau memang harus berakhir, gue ingin ini berakhir dengan baik" jawabnya sambil mengawang. 

"gue gak ngerti sama sekali sama pemikiran lo, sih"

"gue memulai hubungan ini dengan sesuatu yang baik. gue juga ingin meng-akhiri hubungan ini dengan cara yang baik. cuma itu"

"cuma itu?"

"iya, cuma itu. kalau memang bosan, kenapa tidak bilang. kalau memang tidak ingin menjalani hubungan ini lebih serius, kenapa dia mengajak gue ke jenjang yang lebih serius? kami memulai semua ini dengan kejujuran. jadi, gue tak ingin hubungan ini berakhir dengan suatu kebohongan. setidaknya, gue berhak untuk tahu dan memberi dia kesempatan untuk menjelaskan"

"memangnya lo yakin, bisa menerima jawabannya? kalau gue jadi elu, mungkin semua penjelasan dia hanya gue anggap sebagai alasan"

"gue akan mendengarkan. lalu mengambil kesimpulan. gue ingin tahu, apakah dia mengajak gue ke jenjang yang lebih serius karena benar-benar sayang sama gue. atau hampir sama kayak yang lo katakan tadi “gue pengen putus sama dia, tapi gak bisa. Soalnya, gue udah menjalani hubungan ini  cukup lama. Sayang banget kalau harus berakhir” ."

"hmm-- Sayang dengan titik. atau sayang dengan koma. hmm--  bedanya setipis tali G-string. ya?. 

"lo gak usah meng-analogikan hal ini dengan pikiran busuk lo, deh" jawab dia kesal.

kami berdua tertawa. 

‘Bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan’.begitu juga dengan suatu hubungan, gue percaya tidak ada orang yang mau dinomor duakan apalagi diduakan.