Tuesday 15 November 2016

Sebuah kotak kardus


 Gue percaya ada  hari dimana  kisah cinta tak harus dikisahkan manis.

Gue membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menuliskan ini. Setelah menemukan banyak kenangan-kenangan yang berdebu dan kegelisahan yang cukup, akhirnya gue putuskan untuk menulis ini.

hari itu, gue sedang membereskan kamar  yang berantakannya seperti kapal  pecah, gue menemukan sesuatu, gue menemukan sebuah kotak yang masih terbungkus dengan kertas kado, kotak itu sudah berdebu. Gue membukanya, kotak itu berisi Boneka Pororo dan Kotak Musik. Ah, bahkan gue sudah lupa, gue pernah mempunyai kotak ini untuk diberikan pada seseorang.

Ada yang pernah bilang, kanker diidap seseorang karena faktor dia kurang beruntung. ada sel yang memang jahat dan sel itu secara acak ada di tubuh orang-orang yang dikategorikan kurang beruntung.

Kisah tentang kanker ini seperti kisah dibalik kotak kardus ini. Entah kenapa, pada saat itu gue seperti benar-benar buta tentang cinta. Gue sedang kurang beruntung. kisah tentang kotak kardus ini Berakhir dengan kebohongan dan masalah.

Gue adalah tipe orang yang  hanya meminta pasangannya jujur. kalau di tengah-tengah hubungan, dia  menyukai orang lain, gue  lebih memilih diberi tahu daripada dibohongi. tapi kadang, manusia selalu merasa ingin lebih diinginkan dan ingin dianggap baik, bukan? mungkin ini alasan banyak orang tak bisa jujur.

Hari itu gue sangat bersemangat pergi ke sebuah toko hadiah, wanita yang sedang dekat dengan gue akan berulang tahun, untuk itu gue mencari kado untuknya. Gue sudah bertanya pada teman-teman terdekat gue, kado apa yang sekiranya cocok untuk seorang wanita yang berulang tahun. Dan banyak yang menjawab boneka atau kotak musik, karena bingung, gue memutuskan untuk memberikan keduanya.

Dengan informasi yang seadanya, gue memutuskan untuk membeli boneka pororo dan sebuah kotak musik dengan lagu mozard apabila dibuka. Sebuah kotak musik berbentuk hati dan  dua miniatur orang yang sedang berdansa apabila kotak itu dibuka.

Hari ulang tahunnya memang masih lama, masih satu minggu lagi, tapi tidak apa, lebih baik gue persiapkan dari jauh hari. Gue simpan kado itu di lemari gue sampai hari ulang tahunnya tiba.

Semuanya masih baik-baik saja sampai suatu hari gue dan teman gue  melihatnya dengan orang lain, tidak, bukan orang lain, itu adalah pria yang dia bilang sudah menjadi masa lalunya.gue mencoba berpikir positif, mungkin ada hal yang belum selesai dan mereka sedang membicarakan hal yang harus diselesaikan itu.

ketika gue tanya , dia menjawab hal yang sama. ada masalah yang belum selesai dan mereka sedang menyelesaikannya. 

namun, dua hari sebelum ulang tahunnya, gue mendapat kabar kalau dia sudah kembali dengan mantan pacarnya itu.

Saat gue tanya dia hanya bilang,

“kamu terlambat, kenapa baru bicara tentang masalah perasaan sekarang ?”

Terlambat? Apakah benar gue terlambat? Bukankah sedari awal gue sudah memberitahukan bahwa gue suka dengan dia, bukankah dia juga tahu perasaan gue pada dia? Ah sudahlah.

Dia memang hanya seorang wanita yang dekat dengan gue, ya, sebut saja gebetan,  tapi, kenapa rasanya tetap sakit ?

Kenapa tidak dibicarakan lebih awal kalau dia masih mau menerima mantan pacarnya yang kini dia jadikan pacarnya kembali?

kalau mau kembali pada yang lama, kenapa harus mencari yang baru, kalau cuma untuk sebuah persinggahan ?,

bukankan akan ada yang patah hati karena harapan yang diberikannya ?

gue melihat boneka pororo dan kotak musik itu. Gue bingung akan diapakan keduanya. 

Ya, sebaiknya gue buang.

“om, itu boneka siapa? Buat aku boleh?’

Ponakan gue , caca tiba-tiba masuk kekamar dan melihat boneka yang gue pegang.

Gue melihat boneka itu. Lalu tersenyum pada ponakan gue.

“iya, boleh, ini buat kamu, kok”

Caca mengambilnya dan melompat kegirangan sambil keluar dari kamar gue.

 Lalu bagaimana dengan kotak musik dan kotak kardusnya?” Tanya gue pada diri sendiri

Gue memutuskan untuk menjadikan kotak kardus itu menjadi tempat barang-barang gue yang rusak, tempat yang dengan segera pasti akan dibuang, entah dibuang oleh gue, atau ditemukan oleh mama lalu mama yang membuangnya.





"Hidup itu seperti sebuah kotak kardus. selalu ada dua kotak kardus yang disiapkan. Ada kotak kardus yang berisikan hal-hal yang masih diperlukan dan kardus itu akan disimpan. Dan Ada kardus yang berisikan hal-hal yang sudah tidak diperlukan dan kardus itu akan dibuang untuk dilupakan". -Bukan Alay Biasa  


*gambar didapat dari google. 

Note : Terimakasih pada teman-teman yang sudah mengingatkan gue untuk ngeblog kembali , menunggu blog ini kembali aktif.terimakasih pada pembaca yang mau membaca tulisan gue yang tidak seberapa ini. kalian semua luar biasa. :) 

No comments:

Post a Comment