“Berjalan adalah salah satu cara agar manusia bertahan hidup. Orang yang terus berjalan akan tetap bertahan. Orang yang berdiam akan cepat mati”
Pada liburan panjang awal bulan
mei, gue memutuskan untuk melakukan perjalanan ke kota malang. Awal ide perjalanan ini berasal dari teman
gue, encep. Dia ingin melakukan perjalanan sendirian. Gue mengomentari chatnya
dan akhirnya gue ikut berjalan bersama dua teman gue , wildan dan dikri. Total
kami melakukan perjalanan berempat.
Masalahnya adalah, gue baru saja
pindah kerja dari perusahaan lama gue. Iya, belum sampai tiga bulan gue berada
di perusahaan baru ini. Bagaimana caranya gue izin untuk jalan-jalan diliburan
panjang ini ?. Gue benar-benar butuh piknik.
Perjalanannya akan melebihi batas liburan panjang tersebut. iya, liburan panjangnya hanya sampai minggu. Sedangkan gue sampai jakarta di hari selasa.
Perjalanannya akan melebihi batas liburan panjang tersebut. iya, liburan panjangnya hanya sampai minggu. Sedangkan gue sampai jakarta di hari selasa.
Gue coba cari-cari alasan agar
bisa di izinkan dua hari tidak masuk setelah libur panjang. Apakah gue harus
berbohong, atau jujur?. Oke gue coba
jujur.
“lo mau izin dua hari? Liburan
panjangnya gak cukup? Lo kan baru disini, bil. Yakin bisa dapet izin?”
“umm— ini lagi usaha, pak.” Jawab
gue dengan kikuk.
“yaudah, tapi izin tanpa upah,
ya. Potong gaji. Sama kerjaan lo harus selesai. Kalau belom, gak gue izinin”
“siap, pak”
“sama satu lagi. Bawain gue oleh-oleh”
“oh, siap, pak” seru gue sambil hormat.
Izin sudah dikantongi, tiket
sudah dipesan, tinggal berkemas.
Sebenarnya, gue ingin membuat tips
berkemas yang baik. Tapi karena gue orang yang jarang melakukan perjalanan. jadi gak usah. Entar dikira sok tahu. Tapi yang pasti,yang paling berat
dalam berkemas adalah, memilih apa yang harus dibawa dan meninggalkan yang
sekiranya tidak terlalu penting.
Pada saat berkemas, kadang gue
ingin membawa semuanya. tiba-tiba saja semua barang-barang yang gue punya jadi penting dan harus dibawa. Disisi lain, gue Cuma ingin membawa
satu tas backpack saja. Ya, dari awal gue emang gak mau ribet aja. Dan setelah
galau beberapa jam, akhirnya inilah isi backpack gue nanti.
Malang ternyata tidak sedekat
yang gue kira. Pada saat boarding, gue tidak sengaja membaca papan jadwal
keberangkatan dan kurang lebih perjalanan menggunakan kereta api adalah selama
--- 17 jam.
Gue melihat tempat duduk kereta api yang tegaknya sembilan puluh derajat dan gue Cuma bisa berkata.
Menurut gue, malang itu seperti seorang
wanita. Malang seperti sedang mempercantik diri. malang sedang giat-giatnya bersolek agar semakin manis. Semanis makanan dan
minuman di kota ini. Iya, bahkan gue agak kesulitan mencari kedai kopi disini. Setiap
black kopi yang gue pesan selalu manis. Meskipun gue sudah memesan bahwa
kopinya jangan memakai gula, tapi you know what, tetap ada gula di dalam kopi
tersebut.
Iya, beruntungnya, gue menemukan
kedai kopi disini. Dan you know what, kedai kopinya menyediakan kopi gayo. Ah,
gue semakin bahagia menemukan harta karun kecil disini.
Selain kedai kopi ini. Gue punya
dua tempat favorit dimalang. Pertama. Tempat ini. Air terjun koban rondo.
Hayooo, mau kemana?
Seorang pria yang sedang duduk
sendiri diantara banyaknya orang yang mengobrol dengan kerabat bahkan
pasangannya. Kasian banget sih, lo , dikri. Umm, iya. orang yang duduk sendirian diantara
keramaian itu sahabat gue, dikri.
Kata penduduk sekitar, coban
rondo itu air terjun janda, jadi ceritanya ada seorang wanita yang menunggu
suaminya dibawah air terjun itu kemudian--- umm cari di google aja, ya.
Iya, di coban rondo ini banyak
banget monyet berkeliaran. Kalau lo membawa kacang pasti diikuti oleh hewan
yang satu ini. Tapi mereka gak bahaya, kok. Sepertinya sudah cukup biasa dengan
adanya manusia disekitar. Contohnya seperti ini.
Lihat, kan. Lihat, bahkan monyet
saja bisa lebih terkenal dan dimintai banyak foto. Hmm—curiga dia sebentar lagi
nge-Vlog , masuk youtube, terus memposting tentang kegiatan sehari-harinya.
This Cilok is Very good , yeah
i'm serious, ciloknya beda banget, cilok disini seperti mengikuti bakso malang,
kalau beli cilok gak Cuma dapet cilok, dapet pangsit dan lainnya. Iya, di coban
rondo ini benar-benar kayak tempat wisata, (emang tempat wisata, cuyy) banyak
pedagang di sekitar air terjun.
Ngomong-ngomong soal bakso, mau
iseng nanya, dimalang ada bakso biasa atau bakso seperti pada umumnya gak
sih?, sepanjang jalan dimalang, yang gue temukan adalah bakso malang. J
Lokasi kedua terfavorit gue
dimalang adalah Vihara dhammadipa arama. Suasananya enak. Sepi, hanya ada para
pelajar dan beberapa biksu yang sedang mengunjungi vihara untuk berdoa.
Gue sempat canggung ke tempat
ini. Bahkan awalnya agak sungkan untuk memotret. Sampai akhirnya gue bertemu
seorang biksu disana dan bertanya apakah boleh memotret atau tidak. Dia bilang
boleh, bahkan dia mengajukan diri untuk menjadi tukang foto apabila ingin
berfoto didekat The Sleeping Budha.
Banyak hal yang gue temui dan
dapatkan diperjalanan. Gue ingin menemui lebih banyak orang. Dengan berjalan,
gue bisa mengobrol dan menemukan hal baru disetiap perjalanan. Iya, sebenarnya,
dibandingkan membahas tempat, gue lebih suka membahas orang-orangnya, tapi gue
belum bisa. Ya, mungkin gue harus lebih banyak melakukan perjalanan.
*Melirik Tajam pada Isa, Ayu, Eko, Ashif, dan Amink.*
KAPAN KITA MELAKUKAN PERJALANAN, OYYY...???
*Melirik Tajam pada Isa, Ayu, Eko, Ashif, dan Amink.*
KAPAN KITA MELAKUKAN PERJALANAN, OYYY...???
Ya, Seperti para pejalan lainnya, gue
ingin menemukan rumah ditempat yang jauh dari rumah, menemukan orang-orang yang
mau membuka pintunya untuk kita. Dan yang lebih penting, disebuah perjalanan, gue
ingin berziarah pada diri sendiri.
PS: terimakasih sudah mau membaca
dan mampir di blog gue ini. Tulisan ini adalah tulisan pertama gue mengenai
perjalanan. Sebagai orang yang kurang piknik, tulisan ini pasti akan sangat
random.
Note : untuk kalian yang akan melakukan perjalanan. Sampai bertemu dengan pulang.