“Sakitnya tuh
di sini Di dalam hatiku
Sakitnya tuh
di sini Melihat kau selingkuh
Sakitnya tuh
di sini Pas kena hatiku
Sakitnya tuh
di sini Kau menduakan aku”
Gue diem dan menertawakan
diam-diam Seorang ibu-ibu yang sedang bernyanyi dengan asiknya. Mungkin ibu-ibu
tersebut sudah menganggap angkot ini adalah lahan bernyanyinya. Dia tidak bisa
membedakan tempat karaokean dan angkutan perkotaan. Iya, kejadian itu terjadi di
angkot.
Angkutan
kota atau biasa disingkat Angkot atau Angkota adalah sebuah moda transportasi
perkotaan yang merujuk kepada kendaraan umum dengan rute yang sudah ditentukan.
Tidak seperti bus yang mempunyai halte sebagai tempat perhentian yang sudah
ditentukan, angkutan kota dapat berhenti untuk menaikkan atau menurunkan
penumpang di mana saja. (Kenapa gue tahu definisi angkot? Karena gue baca
lalu copy paste dari wikipedia, membaca itu penting. Walau Cuma baca definisi
angkot).
Angkot adalah salah satu angkutan
umum yang menurut gue, banyak hal normal sampai hal Absurd yang terjadi saat
menaikinya. Dari ibu-ibu yang nyanyi dengan merdunya, abang angkot yang
marah-marah gak jelas, sampai abang-abang angkot yang menyetel lagu yang tidak jelas dan memutarnya dengan
volume yang sangat besar. Beberapa kali, gue
sering dapet hal absurd dari menaiki angkutan umum yang satu ini. Salah satunya
akan gue ceritakan disini.
Kejadian ini berawal saat motor gue
dipinjam oleh saudara gue. Terpaksa, gue harus kemana-mana naik angkutan umum. pertama kali pas naik sih, kejadian masih seperti biasa. Hening. Cuma ada gue dan satu ibu-ibu yang lagi
sibuk banget telepon-teleponan sama sms-an. Di saat hening seperti itu. seorang nenek-nenek masuk
dengan dibalut banyak perhiasan. Bajunya tidak biasa. Sangat-sangat seksi untuk
ukuran nenek-nenek.. Dan terlebih
lagi, disaat nenek itu memasuki angkot. Gue mencium suatu bau, bau dari semprotan minyak wangi. Gue merasa, nenek kece ini menggunakan sebotol minyak wangi yang baru
di belinya. “HARUM BANGETTT”. kata gue dalam hati sambil menutup hidung. Ini
pasti minyak wangi mahal. (baca : minyak nyong-nyong).
Si nenek-nenek kece ini duduk jauh dari gue, posisi gue duduk ada di pojokan angkot. Posisi
favorite orang-orang galau. orang yang duduk di pojokan biasanya sering melihat
kebelakang. Menonton lalu lintas yang terjadi dengan mata nanar. Berharap
kejadian yang telah berlalu tidak pernah terjadi. Berharap kehidupannya bisa
terus berjalan lancar. Tidak macet seperti lalu lintas yang sering dilihatnya.
Gak jalan, gak hati, semuanya macet. Biasanya hal itu yang digalaukan oleh
orang-orang yang sering memilih duduk di pojokan.(ehemm, keren gak?).
Nenek Kece tersebut duduk di dekat sopir angkot. Semenjak
nenek kece ini duduk. Nenek kece ini terus melihat gue. Gue melihat diri gue sendiri.“ada yang salah sama penampilan gue?” tanya gue
dalam hati. karena menurut gue, gak ada yang salah dengan penampilan gue. Akhirnya
gue mengabaikan nenek tersebut.
Penumpang angkot satu persatu bertambah. Si nenek-nenek
kece itu makin deket sama gue, gue udah sempet was-was sama hal kayak gini,
bukannya apa-apa. gue takut dengan
tatapan si nenek kece dari tadi. Gue takut kesucian gue ini di renggut. Ohhhh Noooo . . . . ohh yeeess (ups, sorry).
Beberapa menit setelah gue
menghawatirkan apa yang terjadi sama gue. Saat itu juga TERJADI. Ternyata benar. Si nenek-nenek
kece itu menggrepe-grepe gueee. Dia mengrepe-grepe gueee cukup lama. Terusin nenek, terusin. Enak, nenek, enak. Oke,
sorry. Gue gagal fokus. Gue terus mencoba menghindari grepean-grepean dia
yang enak itu (tidakkkk) dan pada saat dia mau grepe-grepe gue lebih dalam (lebih dalam?).
Treeeetttttt..... ------ mobil angkotnya berhenti mendadak. Si nenek-nenek kece itu
terjungkal dengan indah. Gue puas--- gue puassss--- mampuss luuu. Pipisin si
nenek pipisinn.. (enggak, gue gak sekejam itu) . sebenernya gue merasa kasihan. Tapi, ya. mau gimana lagi. Bukannya gue gak mau bantu. Sekali lagi maaf nenek kece. kesucian gue terlalu mahal untuk kau renggut, karena hal
itu, grepe lagi dong. *Buka
Aurat*.
Terlepas dari kejadian tersebut. gue sering merasa bahwa, Mungkin, angkutan umum itu seperti perjuangan awal
untuk mencapai tujuan. karena sebelum mencapai tujuan, para penumpang harus bisa
bersabar dengan tingkah laku orang yang ada disekitarnya, dan berjuang melawan
kemacetan yang ada di perjalanan, sama juga seperti hidup. Seorang Manusia harus berjuang
dengan sekuat tenaga dan harus memiliki kesabaran yang
ekstra agar tujuannya tercapai
"kehidupan
itu seperti naik angkutan umum, ada yang mencapai tujuan hidupnya dengan cepat, ada juga
yang harus bersabar dan berjuang untuk melewati kemacetan agar tujuan hidupnya
tercapai. Namun, ada juga yang sampai akhir perjalanan,
tujuan hidupnya masih belum tercapai”
Terima Kasih.
Sincerelly
Billy Syahreza